Disusun dari dua batang besi yang panjang, dan potongan-potongan kayu sebagai alas dari kedua batang besi tersebut, sehingga kedua batang besi tersebut berada pada tempatnya dan selalu sejajar dalam jarak yang sama dari ujung yang satu ke ujung yang lain. jika ditanyakan nama dari suatu benda yang di deskripsikan sebelumnya, tentu sebagian besar orang akan menjawab rel kereta api (railway track).

Ya, rel kereta api yang terdiri dari tiga buah benda yang membentuk suatu kesatuan, untuk menopang sesuatu yang ada di atasnya yaitu kereta api. Namun yang ingin saya utarakan bukanlah relnya atau kereta apinya, tapi filosofi yang saya temukan di dalamnya.

Rel yang terbentuk dari dua batang besi yang sejajar, dan kedua ujung dari masing-masing batang besi tersebut, tidak akan pernah bertemu satu dengan yang lain. kedua batang besi tersebut merepresentasikan dua sisi yang berbeda bahkan bertentangan di dalam hidup setiap insan manusia. Walaupun demikian untuk membentuk suatu rel kereta api di butuhkan kedua bagian tersebut, agar kereta yang berjalan diatasnya tetap seimbang, dengan dimikian dalam hidup setiap manusia, di perlukan dua sisi yang berbeda agar insan yang menjalani kehidupan tersebut tetap seimbang, karena suatu kehidupan yang seimbang, dapat membawa suatu pengalaman atau perjalanan hidup yang baik dan menyenangkan, sebagaimana sebuah kereta api yang berjalan dengan baik di atas dua batang besi.

Lalu bagaimana dengan potongan kayu?, merepresentasikan tentang apa kayu tersebut?. Suatu waktu kedua batang besi yang di letakan secara sejajar tersebut, jaraknya dapat berubah menjadi lebih dekat ataupun lebih jauh, yang di sebabkan oleh beban kereta api yang melintas di atasnya. Disinilah potongan kayu tersebut berperan, untuk menjaga agar jarak di antara ke dua batang besi tersebut tetap, sehingga kereta yang melintasi di atasnya tetap aman. Kayu tersebut merepresentasikan orang lain yang berada di dalam hidup setiap insan, orang yang di maksudkan adalah seorang teman atau sahabat, yang selalu mendampingi baik susah maupun senang, akan selalu memberikan nasehat dan peringatan agar kita dapat selalu menjaga jarak kedua sisi kehidupan.

Banyak hal dalam kehidupan kita yang bisa dicocokan dengan filosofi di atas, yaitu suka dan duka, serta cinta dan logika, dan masih banyak lagi. namun yang ingin saya tekankan di sini adalah antara CINTA dan LOGIKA. bagian dari cerita kehidupan yang paling sering di diskusikan, digosipkan, dibahas, diuraikan oleh banyak orang.

Saya sendiri belum memahami arti sesungguhnya dari cinta yang di bahas saat ini, tapi saya melihat akan sesuatu dari cinta tersebut dan logika yang dapat di representasikan oleh folosofi diatas.

Kedua batang besi yang berupakan bagian dari suatu rel, masing-masing merepresentasiakan CINTA dan LOGIKA. Dua hal yang saling bertentangan, dan dua jenis pemahaman yang tidak dapat disatukan, namun tanpa salah satu dari keduanya, suatu perjalanan hidup percintaan seseorang tidak dapat berjalan dengan seimbang, atau dengan kata lain akan berlebihan.

seseorang yang hanya mengandalkan salah salah satu dari cinta dan logika untuk menjalani suatu kehidupan percintaan, akan mengalami kesulitan menjalaninya, baik masalah yang di sebabkan oleh cinta atau logika, maupun yang di sebabkan hal di luar keduanya yang memiliki keterkaitan(sulit untuk di jelaskan).

Jika seseorang lebih condong pada sisi cinta, segala sesuatu di jalani dengan perasaan, dan logika porsinya sangat sedikit, atau bahkan tidak sama sekali. orang tersebut hanya mengandalkan perasaan untuk mengatasi sesuatu dalam kehidupan percintaannya, dan ketika suatu masalah memerlukan logika berdasarkan realita yang terjadi, orang tersebut akan sangat kesulitan menghadapinya, karena perasaannya tidak dapat memahami permasalahan yang ada. Banyak contoh kasus yang dapat di ceritakan, tapi tentunya anda memiliki jawabannya.

Demikian juga, ketika seseorang hanya mengandalkan logika, segala sesuatu hanya dijalani dengan logika, dan porsi dari perasaan sangat kecil ataupun tidak ada sama sekali. sebagaimana orang yang menjalankan kehidupan percintaan hanya mengandalakan cinta atau perasaan, orang yang hanya mengandalkan logika akan mengalami kesulitan ketika menghadapi suatu permasalahan yang memerlukan perasaan untuk menyelesaikannya, sekali lagi disebabkan oleh logika orang tersebut tidak dapat memahami permasalahan tersebut. tentu saja ada banyak contoh kasus yang dapat di ceritakan, namun sekali lagi tentunya anda memiliki jawabannya.

Berdasarkan uraian di atas, saya menyimpulkan, bahwa cinta dan logika harus berjalan secara bersamaan dan seimbang, sehingga orang yang menjalani kehidupan percintaan tersebut mendapatkan pengalaman yang sangat menyenangkan, sebagaimana rel yang seimbang di kedua batang besinya dan memiliki jarak yang sama dari satu ujung ke ujung yang lain, itu semua bertujuan agar kereta yang melintasinya mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan sampai pada tujuannya dengan selamat.


-= regard =-

-- TEGUH --

2 Comments:

  1. Rnd said...
    wah nih gw pernah nonton nih yang ngejelasin rel kereta.. film dorama tetsu gitu..
    Teguh Vincent said...
    oh ya??? gw ngga pernah tau, n ga pernah nonton. maksudnya ngejelasin rel kerera, penjelasannya sama kayak, teori gw?.

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda